Rangkaian Persiapan Menyambut HUT Ke-66 RI
Tak kurang dari sehari lagi, Indonesia
akan memperingati HUT ke-66 Kemerdekaan RI. Peringatan HUT kali ini bertepatan
dengan bulan suci Ramadhan. Meskipun demikian, semangat untuk merayakan HUT
Kemerdekaan RI sangat terasa di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta.
Berbagai persiapan tetap dilakukan oleh pihak Istana. Mulai dari membersihkan
dan merapikan halaman istana hingga membuat tenda-tenda yang nantinya akan
dipergunakan untuk puncak peringatan detik-detik proklamasi pada 17 Agustus
nanti.
Persiapan tersebut sudah terlihat dari
jalan Medan Merdeka yang berhadapan langsung dengan Istana Merdeka. Seperti
tahun-tahun sebelumnya, di jalan yang juga bersebelahan dengan Tugu Monumen
Nasional, didirikan beberapa buah tenda. Tenda yang dihiasi dengan ornamen
bernuansa hitam putih ini, nantinya akan dipergunakan anggota paduan suara yang
terdiri dari para pelajar mulai dari SD hingga SMA untuk menyanyikan lagu-lagu
perjuangan dan kemerdekaan.
Sementara itu, di lingkungan Istana
Merdeka sendiri, juga didirikan beberapa tenda di sisi kanan dan di depan
halaman istana. Beberapa tenda di sisi kanan Istana Merdeka yang juga dihiasi
ornamen merah putih, nantinya akan dipergunakan para duta besar negara sahabat
dan para tamu sebagai tempat untuk mengikuti jalannya upacara peringatan HUT
Kemerdekaan RI yang ke-66. Posisi tenda tersebut menghadap ke arah tiang
bendera dan pelataran Istana Merdeka, dimana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
selaku inspektur upacara berada.
Persiapan lain juga dilakukan di halaman
belakang Istana Merdeka. Di halaman ini, didirikan tenda besar dengan tema Go
Green. Tenda ini nantinya akan dipergunakan untuk menjamu para duta besar
negara sahabat dan para tamu pada malam resepsi kenegaraan.
Selain berbagai persiapan yang bersifat
teknis, berbagai rangkaian acara untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI juga telah
dilakukan. Diawali dengan pagelaran “Banjaran Gatotkaca” yang dilakonkan dengan
apik oleh Kelompok Wayang Orang Indonesia Pusaka pimpinan budayawan Jaya
Suprana pada 29 Juli lalu di Istana Negara. Banjaran Gatotkaca adalah lakon
yang meceritakan kehidupan Gatotkaca, putra Bima, salah seorang ksatria terkuat
dari keluarga Pandawa. Gatotkaca diceritakan mulai dari kelahirannya yang
ganjil hingga kematiannya yang tragis dalam Perang Baratayudha.
Rangkaian selanjutnya yaitu penyematan
bintang tanda jasa dan kehormatan kepada 30 orang penerima pada 12 Agustus
lalu. Usai penyematan bintang tanda jasa, rangkaian selanjutnya adalah
silaturahmi dan makan malam bersama Perintis Kemerdekaan, Veteran,
Purnawirawan, Wredatama, Warakawuri Pahlawan Nasional dan Angkatan 45.
Rangkaian akhir dari persiapan peringatan
HUT ke-66 Kemerdekaan RI adalah pengukuhan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
(Paskibraka) oleh Presiden SBY di Istana Negara pada 15 Agustus sore.
Paskibraka yang berjumlah 66 orang ini adalah para pelajar SMA terpilih dari 33
provinsi se-Indonesia. Merekalah yang nantinya akan bertugas mengibarkan Sang
Saka Merah Putih pada 17 Agustus mendatang.
Berbagai rangkaian acara dan persiapan
tersebut merupakan hal yang lazim dilakukan dalam rangka menyambut HUT
Kemerdekaan RI. Terdapat sedikit perbedaan karena bertepatan dengan bulan suci
Ramadhan, misalnya silaturahmi dan santap siang bersama dengan kaum veteran
yang biasanya dilakukan siang hari diubah menjadi malam hari. Namun itu
bukanlah perbedaan yang amat berarti. Semangat untuk memperingati hari
kemerdekaan RI tetap terasa ditengah upaya menahan lapar dan dahaga di bulan
puasa.
UPACARA
PERINGATAN KEMERDEKAAN RI KE-66 DI LAPANGAN CINDUA MATO BERLANSUNG
PENUH HIKMAT
Hari yang
menjadi sejarahnya bagi seluruh bangsa Indonesia, di sekitar Kota Batusangkar
pada pagi itu langit gelap dan menjatuhkan air hujan, seolah-olah
alam ikut merasaharu dan gundah, mengingat peristiwa 66 tahun yang lalu,
berkat Rahmat allah Yang Maha Kuasa Indonesia Merdeka, namaun pada upacara
memperingati detik-detik Proklamasi di Lapangan Cindua Mato Batusangkar, hujan
itupun reda.
Pelaksanaan Upacara
Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-66, menanti detik-detik
Proklamasi dan pengibaran Sangsaka Merah Putih diibukota Kabupaten Tanah Datar,
berjalan dengan tertip dan hikmat.
Bupati Tanah Datar,
M. Shadiq pasadigoe selaku Inspektur Upacara peringatan Kemerdekaan RI ke66 di
Tanah Datar, mengeluarkan Benderra Pusaka dari Peti bendera dabn diserahkan
kepada Pasukan Paskibraka Tanah Datar untuk dikibarkan.
Dari Wakil Bupati,
H. Hendri Arnis, Para Muspida, beserta ibu dan anggota DPRD, para
pejuang, Kepala SKPD, TNI, Polri dan PNS, Pimpinan Organisasi pemuda dan
kemasyarakatan, Mahasiswa dan pelajar sampai kepada masyarakat
turut mengikuti jalannya upacara peringatan Kemerdekaan Ri ke 66 dengan tekun
dan hikmat.
Ketua DPRD Tanah
Datar, Zuldafri Dharma dalam upacara tersebut membacakan Teks Proklamasi
Kemerdekaan, sebagaimana yang pernah disampaikan Bung Karno ketika
mengproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta.
Usai
Upacara, dilaksanakan acara penyerahan penghargaan pemerintah kepada pegawai
negeri yang mengabdi 10 dan 20 tahun berupa Satya Lencana, dan pemberian hadiah
bagi siswa yang memperoleh prestasi.
BUPATI
SERAHKAN REMISI KEPADA
TAHANAN RUTAN BATUSANGKAR
Sebanyak 30 orang
Nara pidana dan anak pidana Tahanan Rutan Batusangkar menerima remisi dalam
rangka Hari Kemerdekaan Republik ke-66, Rabu (17/8) pagi kemaren sebelum
upacara Bupati, M. Shadiq Pasadigoe secara menyerahkan surat Remiisi di
Rutan Batusangkar.
Penyerahan secara
resmi remisi kepada tahanan Rutan Batusangkar dilaksanakan dalam bentuk upacara
yang dihadiri Buptai dan Wakil Bupati beserta Muspida dan sejumlah kepala SKPD
terkait.
Menurut laporan
Kepala Rutan Batusangkar, Tulus Basuki, Rumah Tahanan Batusangkar yang
didirikan oleh colonial Belanda sampai sekarang masih seperti itu juga,
kapasitas Rutan untuk 35 Tahanan namun sampai sekarang jumlah tahanan yang
ditangani Rutan Batusangkar mencapai 98 orang.
Hari ini
Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia memberikan remisi umum dalam
ranagka Hari Kemerdekaan RI ke-66 tahun 2011 kepada sebanyak 30 tahanan Rutan
Batusangkar.
Dari 30 Tahanan
yang mendapat remiisi berupa Remisi Umum 29 tahanan memperoleh separoh dari
masa tahanan sedang 1 orang memperoleh masa sepenuhnya, dengan syarat yang
bersangkutan dapat menjalankan proses tahanan dengan berkelakuan baik.
Bupati Tanah Datar, m. Shadiq Pasadigoe
yang membecakan sambutan Menteri Hukum dan HAM menyatakan, pemberian remisi
bagi tahanan jangan diartikan sebagai upaya untuk memanjakan narapidana, namun
perlu kita pahami secara mendalam dari sisi kemanusiaan, karena pada
hakekatnya pemberian remiisi merupakan wujud kepedulian untuk menjaga
Napi tetap mampu menjadi manusia seutuhnya, hal ini sudah diatur
dalam Undang-undang Nomor 15 tahun 1995 pemasyarakatan dan Kepres Nomor
174 tahun 1999 tentang remisi.
0 komentar:
Posting Komentar